Andai ,andai
adalah sebuah kata yang menurut saya pribadi memiliki arti semu, so andai
samadengan semu. Iya semu, khayal, bayang, ga nyata, fatamorgana, dan nothing.
Sebuah “andai” itu penghancur, Cuma impian kosong dan bualan hidup. Andai itu
buat orang-orang yang pengen lari dari kenyataan, buat seorang loser. Dan saya
ga suka berandai-andai, saya juga ga suka orang yang berandai-andai. Andai itu
ga mensyukuri hidup, padahal Tuhan udah ngasih anugrah yang nyata buat hidup
setiap pengandai. So harus ada rumus take and gift dong caranya ya dengan hidup
yang senatiasa bersyukur. Bersyukur terhadap yang telah ada, bersyukur terhadap
yang telah diberikan, bersyukur terhadap apa yang akan diberikan, dan tetap
giat berusaha untuk melakukan yang terbaik. Dan kita juga juga harus
benar-benar percaya bahwa rancangan Tuhan itu melebihi “andai” kita dan Tuhan akan selalu memberikan segalanya,
lebih dari apa yang dapat para pengandai pikirkan. Man jadda wajada, siapa yang
bersungguh-sungguh akan berhasil.
Suatu hari ada
temen protes saat dia tau statement saya itu,
dia bilang “ lifa, kamu sangat terlihat naif. Andai bukankah sebuah
impian? Andai bukankah mimpi yang belum terwujud? Dan kamu pasti tau bahwa
setiap makhluk itu wajib untuk bermimpi. Karena bermimpi maka Tuhan akan
memeluk mimpi-mimpi itu. Dan kenapa
sekarang kamu beranggapan bahwa mimpi yang berupa andai itu penghancur?
Bukankah setiap penghancur itu haram? Apa kamu juga berusaha menHaramkan mimpi
itu?”
Oke, hari itu saya
kembali berklarifikasi. Mimpi yang seperti apa ini? Karena menurutku mimpi itu yang benar-benar harus diwujudkan,
seperti mimpi pada umumnya mimpi bahwa setiap makhluk harus sukses dan bukan
hanya sekedar sukses di dunia tapi juga harus sukses akhirat, dan itu semua
harus dilandasi dengan rasa syukur yang dalam. Dan sebuah sebuah ANDAI itu adalah yang
seperti “punuk merindukan bulan” . Tuhan telah memberikan apa-apa kepada kita
sebab Tuhan tau apa yang pantas untuk kita. Kenapa tidak mencoba lebih
bersyukur dengan apa-apa yang diberikan itu?. Dan sanggahan mu itu adalah sebuah arti dari mimpi bukan andai.
Ya, kita boleh melihat keatas dari kemampuan kita, tapi apakah harus kita
mendongak keatas melulu? Karena itu akan membuat kita merasa selalu tidak puas. Cobalah untuk tetap seimbang dan coba untuk
merunduk walau itu hanya sebentar maka kamu akan bisa merasakan betapa anda
harus bersyukur dengan apa-apa yang telah Tuhan berikan kepada kita. Haram, subuah haram terjadi jika andai yang kau sebut mimpi itu hanya
sebuah andai kosong tanpa mampu untuk dicapai. Haram pada ”andai” ku ini adalah
andai atau pengandaian yang hanya mengandai yang memenuhi pikir dengan sebuah andai-andai yang
“semrawut”. So, daripada punya andai-andai yang ga ada misinya, harus tau diri
aja dong seberapa kemampuan yang kita punya dan dari pada sibuk membuat
pengandaian yang ga ada ujungnya harus dong kita menyibukkan diri dengan rasa
syukur terhadap apa-apa yang telah dicapai.
Dan tentu anda dan
saya juga paham bahwa “andai” yang Cuma “andai” itu bodoh. Dan seorang
pengandai yang malas bekerja untuk mencapai sebuah andai adalah orang yang
berusaha lari dari kenyataan hidupnya. Dan itu Nothing.
SEKALI LAGI ANDAI ≠ MIMPI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar