lama ga nulis,
badmood gara-gara pas mau ngepost malah ke-delete dan ga sempet disave :3 ya
sudahlah abaikan :”D
oiya selamat bulan
baru hihi iyees! Bulan April, hai ada apa dengan April? April april.. aku lagi
mikir apa yang istimewa dengan bulan ini? -..- oke FIX bulan april bulan
ke-empat dalam kalender taunan ini punya “ke-istimewaan” dari bulan-bulan
lainnya :D
yupz kita lagi
ngomongin Kartini Days tepatnya tgl 21 april. Plesbek dulu yei J pas SD aku ngrayain kartini-an dengan make
baju kebaya gitu hihi lucu masih imut-imut gitu deh. Itu hampir 8taon yang
lalu. Sekarang mah ngrayainnya cukup dengan bersyukur aja.
What? Bersyukur? Ada apa dengan syukur? Si
syukur sakit lagi? #soak
---ehh skip---
Yups bersyukur dengan
lahirnya emansipasi wanita (9>_<)9. Eits wait wait dalam bahasan ini saya
akan mengaris bawahi bahwa emansipasi wanita yang seperti apa nih yang akan
kita kulik ;) right Emansipasi Wanita Menurut Ajaran ISLAM.
So cekidot :D
APA SIH EMANSIPASI
WANITA MENURUT AJARAN ISLAM ?
Aduhhhh…. Susah
banget sihh jadi perempuan,..!! ini gk boleh… itu gk boleh..!! mau berkarir di
batesin, sekolah katanya gk perlu tinggi – tinggi,...!! truss bolehnya apaa
yaa.. ?? hanya di rumah mengurus suami & anak saja ??
Bener gak sihh
Islam memberikan batasan wanita dalam beraktivitas, apa saja batasannya, dan
kenapa.. ? atau itu hanya propaganda musuh – musuh islam dalam menciptakan
“islamphobia” sehingga ajaran islam akan ditinggalkan oleh ummatnya sendiri.
Bukan kah kata Nabi S.A.W “Islam diawali dengan keterasingan dan di akhir
zamanpun islam akan kembali menjadi asing” semoga Allah menjauhkan kita dari
hal tsb.
Kalo begitu
yuuukkk kita bedah tentang Emansipasi wanita menurut Syariat ISLAM :D
Emansipasi berasal
dari bahasa latin “emancipatio” yang artinya pembebasan dari tangan kekuasaan.
Di zaman Romawi dulu, membebaskan seorang anak yang belum dewasa dari kekuasaan
orang tua, sama halnya dengan mengangkat hak dan derajatnya. Adapun makna
emansipasi wanita adalah perjuangan sejak abad ke 14 M, dalam rangka memperoleh
persamaan hak dan kebebasan seperti hak kaum laki-laki (Kamus ilmiah Populer
hal 74-75). Jadi para penyeru emansipasi wanita menginginkan agar para wanita
disejajarkan dengan kaum pria di segala bidang kehidupan.
Gerakan emansipasi
wanita ini sebenarnya tumbuh subur dari akar system sekuler tatkala mereka
memisahkan nilai agama dari kehidupan, mengganti dengan pemikiran yang
bersumber dari ideology materialisme, rasionalisme, komunisme, kapitalisme,
nasionalisme, sosialisme serta liberalisme. Semua pemikiran tersebut berangkat
dari sikap penolakan wahyu dan mengingkari adanya Allah sehingga menuhankan
diri sendiri dan membuat aturan sendiri. Emansipasi wanita sangat giat dalam
memutarbalikkan kebenaran dan pemahaman yang dipengaruhi oleh kepentingan
materi serta pemikiran social untuk menghilangkan nilai agama dan melunturkan
aqidah bahkan mempromosikan pemikiran atheis.
Hak asasi wanita
menurut konsep mereka adalah dengan menelantarkan pekerjaan rumah tangga,
mengabaikan dalam mengasuh anak, karena pekerjaan rumah tangga adalah sebagai
bentuk usaha yang tidak menghasilkan keuntungan materi, dan merupakan tugas sampingan
yang bersifat sukarela dan menyibukkan wanita di rumah akan membunuh
kreatifitas dan potensi SDM. Bagaimana bisa mendidik anak, menjaga martabat,
membina keutuhan keluarga dan menciptakan ketenangan jiwa, jika semua itu
mereka anggap merugikan dan membunuh kreatifitas? Justru orang yang tidak
kreatiflah yang berfikiran seperti itu. Wanita sebagai ibu rumah tangga tetap
bisa mengeluarkan kreatifitasnya. Yaitu dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan di
rumah yang sesuai dengan tabiatnya. Seperti menjahit, memasak, merawat tanaman,
dan sebagainya.
Jauh sebelum barat
memplokamirkan emansipasi wanita, islam telah lebih dahulu mengangkat derajat
wanita dari masa pencapakan di era jahiliah ke masa kemuliaan wanita.
“Sesungguhnya
laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin,,
laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan
yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang
khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang
berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan
perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk
mereka ampunan dan pahala yang besar.(Al-Ahzab : 35)”
Dari ayat diatas
kita bisa melihat betapa islam tidak membedakan antara wanita dan laki-laki,
semua sama dihadapan Allah Ta’ala, yang membedakan adalah mereka yang paling
tinggi taqwanya.
Imam Ibnu Katsir
dalam tafsirnya menyebutkan dari Ibnu Abbas r.a bahwa ayat diatas (AlAhzab:35)
turun berkenaan dengan pertanyaan para wanita.”mengapa dalam Al-Qur’an
disebutkan para laki-laki sementara para wanita tidak?” . Maka turunlah ayat
ini.
ISLAM MEMBERIKAN
HAK-HAK WANITA DENGAN SEMPURNA
Sesungguhnya Islam
menempatkan wanita di tempat yg sesuai pada tiga bidang :
1. Bidang
Kemanusiaan :
Islam mengakui
haknya sebagai manusia dgn sempurna sama dgn pria. Umat-umat yg lampau
mengingkari permasalahan ini.
2. Bidang Sosial :
Telah terbuka
lebar bagi mereka di segala jenjang pendidikan di antara mereka menempati
jabatan-jabatan penting dan terhormat dalam masyarakat sesuai dengan tingkatan
usianya masa kanak-kanak sampai usia lanjut. Bahkan semakin bertambah usianya
semakin bertambah pula hak-hak mereka usia kanak-kanak; kemudian sebagai
seorang isteri sampai menjadi seorang ibu yg menginjak lansia yg lbh
membutuhkan cinta kasih dan penghormatan.
3. Bidang Hukum
Islam memberikan
pada wanita hak memiliki harta dgn sempurna dalam mempergunakannya tatkala
sudah mencapai usia dewasa dan tidak ada seorang pun yg berkuasa atasnya baik
ayah suami atau kepala keluarga.
Hukum Islam
mengikuti hukum emansipasi , yakni kedudukan wanita sebagaimana kodratnya,
karena ia memilki watak dan ketentuan sendiri ( QS. An Nisa : 32 )
Misalnya karena
haid dan nifas maka diperbolehkan meninggalkan sholat dan puasa karena
kondisinya tidak memungkinkan maka tidak dibebani kewajiban perang, mencari
nafkah, poliandri, sholat jum’ah, dll ...
Islam sebagai
rahmatal lil’alamin, menghapus seluruh bentuk kezhaliman-kezhaliman yang menimpa
kaum wanita dan mengangkat derajatnya sebagai martabat manusiawi. Timbangan
kemulian dan ketinggian martabat di sisi Allah subhanahu wata’ala adalah takwa,
sebagaiman yang terkandung dalam Q.S Al Hujurat: 33).
Lebih dari itu
Allah subhanahu wata’alamenegaskan dalam firman-Nya yang lain (artinya):
“Barangsiapa yang
mengerjakan amalan shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
akan kami beri balasan pula kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari
apa yang telah mereka kerjakan.” (An Nahl: 97)
Ada lagi nihh
suatu peristiwa, kaum muslimah pernah meminta Rasul supaya diadakan pertemuan
khusus bagi mereka dalam mempelajari ilmu karena mereka melihat bahwa para sahabat
mendapat kesempatan berkumpul lebih banyak untuk mendapatkan ilmu.
Ternyata
Rosulullah mengabulkan permintaan tersebut. Ini bukti yang menunjukan betapa
perempuan di zaman Rasulullah dan Khulafaaraasyidin mendapat kedudukan yang
sama sebagaimana laki – laki, namun bukan emansipasi yang kebablasan, sehingga
membuat seorang wanita melupakan tugasnya sebagai “Madrasatul uula”madrasah
pertama bagi anak – anaknya,
Wanita mempunyai
peran penting dalam mencetak anak – anak nya menjadi generasi – generasi penerus
yang memberikan bobot pada bumi ini dengan kalimat laa ilaaha illaLlah. Bahkan
Ibu Kartini sebagai tokoh pergerakan wanita Indonesia menulis ;
"Kami di sini
memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali
karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki
dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar
sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya,
kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu,
pendidik manusia yang pertama-tama. “
[Surat Kartini
kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902].
Dalam ajaran
Islam, wanita juga mempunyai hak dan kesempatan untuk berkarir, dengan tidak
melalaikan fungsi dan kedudukannya sebagai wanita. Islam juga memberikan
dorongan yang kuat agar para muslimah mampu berkarir disegala bidang.
Islam membebaskan
wanita dari belenggu kebodohan, ketertinggalan dan perbudakan.
Namun demikian,
pada kenyataannya diberbagai bidang kehidupan masih banyak terjadi pertentangan
pendapat tentang jabatan yang digeluti. Dalam konteks kekinian hal ini masih
menjadi problema yang masih terus dibicarakan.
Semoga Allah
memberi petunjuk kepada kita semua. Semestinya, kaum wanita hendaknya
menjadikan rumahnya seperti istananya, karena memangitulah (rumah) medan kerja
mereka. Allah berfirman:
"Hendaklah
kaum wanita (wanita muslimah), tetap di rumah mu dan janganlah kamu berhias dan
bertingkahlaku seperti orang -orang jahiliyah dahulu." (QS. Al-Ahzab: 33)
Rasulullah
bersabda:
Dan wanita adalah
penanggung jawab di dalam rumah suaminya ia akandi minta pertanggung jawabannya
atas tugasnya.
Semoga kita wanita
muslimah tidak terpancing dengan gerakan emansipasi wanita yg membabi buta
Semoga kita wanita
muslimah tidak melupakan kodrat kita sebagai wanita muslimah ,
Semoga Allah
menjaga kaum muslimin semuanya dari tipu daya musuh-musuh-Nya,
Sesungguhnya Allah
Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
Aamiin
yaarobbalalaamiin ....
SEMOGA KISAH INI
BERMANFAAT , DAN BISA KITA AMALKAN
✿(̆̃̃¤. ¸¸.-"¯`♥♥♥*•.*✿(̆̃̃¤.
¸¸.-"¯`♥♥♥
(⁀‵⁀) ..•❤•.¸✿ ✿.Salam Santun Erat Silaturahmi ❀
`⋎´✫¸.•°*”˜˜”*°•
Ukhuwah Fillah ♥❀..✫¸.•°*”˜˜”*°•. ♥☻/ღ˚
•。* ˚✰˚ ˛★*
。 °♥✿.❀/▌*˛˚ღ •˚ ✰* ★*
Keep Spiriit...
Keep Istiqomah.. Keep Smile...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar